0 Comments

risheesonline – Bayangkan, film animasi nasional dirilis jelang HUT RI dengan anggaran disebut Rp6,7 miliar. Harusnya ini jadi kebanggaan, tapi justru viral karena kritik. Netizen menyebut hasilnya “animasi seadanya”, “transisi kayak slide PPT”, sampai “suara berisik bikin pusing”.


Latar Belakang & Premis Film

Merah Putih: One for All adalah film animasi bertema kebangsaan produksi Perfiki Kreasindo. Disutradarai oleh Endiarto dan Bintang serta diproduseri Toto Soegriwo, film ini didukung Kemenparekraf. Ceritanya tentang anak-anak desa yang berjuang menyelamatkan bendera pusaka menjelang upacara 17 Agustus.


Kritik Netizen & Media

Grafik & Visual

Banyak penonton kecewa dengan kualitas grafis. Netizen menyebutnya “belum matang tapi dipaksakan rilis.” Bahkan ada dugaan penggunaan aset murah dari software generik, sehingga visual terasa kaku.

Alur & Continuity

Beberapa adegan terasa loncat-loncat dan tidak nyambung. Alih-alih mengalir, cerita membuat penonton bingung dengan transisi kasar antar-scene.

Transisi & Suara

Review media juga menyoroti transisi antar adegan yang mirip presentasi PowerPoint. Efek suara pun dianggap terlalu bising, sampai mengganggu dialog utama.


Respons Kreator

Produser Toto Soegriwo memberi klarifikasi. Menurutnya, anggaran Rp6,7 miliar bukan dana yang benar-benar cair dari pemerintah. Ia juga menyebut kritik yang deras datang agak berlebihan, mengingat film ini lebih ke proyek idealisme untuk mengangkat nilai kebangsaan.


Perspektif Animator Profesional

Seorang animator lulusan Eropa, Amy Rahmadhita, memberi perbandingan: animasi pendek 10 menit saja biasanya butuh waktu produksi 2 tahun. Maka tak heran jika film 70 menit yang dikerjakan dalam waktu kurang dari dua bulan terasa tidak matang.


Dibandingkan dengan Jumbo

Kontras mencolok terlihat ketika dibandingkan dengan Jumbo (2025). Film animasi Indonesia ini sukses besar, bahkan menyalip Frozen 2 di bioskop tanah air. Jumbo dibuat 5 tahun oleh 420 kru—hasilnya rapi, berkualitas, dan mendapat apresiasi luas.


Pelajaran untuk Industri Animasi Indonesia

Kontroversi Merah Putih: One for All jadi wake-up call. Niat baik saja tidak cukup. Industri animasi butuh:

  • Waktu produksi yang layak

  • Tim kreatif besar dengan skill mumpuni

  • Storytelling matang, bukan terburu-buru

Kritik tajam ini semoga jadi bahan evaluasi, bukan akhir. Justru dari kegagalan inilah animasi Indonesia bisa belajar lebih banyak dan bersaing di kancah global.

Related Posts