risheesonline – James Gunn resmi memperkenalkan wajah baru Superman lewat film terbarunya yang akan tayang Juli 2025. Dengan nada cerah dan tone yang berbeda dari versi gelap Zack Snyder, film ini langsung jadi sorotan global. Tapi, apakah ini benar-benar lompatan evolusioner, atau justru kehilangan kedalaman karakter seperti dulu?
Mari kita bahas dari sisi positif, kekurangan, hingga perbandingannya dengan semesta SnyderVerse.
Sisi Positif: Cerah, Manusiawi, dan Penuh Harapan
1. Visual IMAX yang Menawan
Kesan pertama dari cuplikan 30 menit yang diputar di beberapa acara media menunjukkan flight sequence yang spektakuler. Salah satu fans menyebut, “You can feel the speed… IMAX is a must.” Film ini jelas dirancang untuk pengalaman bioskop premium.
2. Superman yang Lebih Dekat dengan Kita
Alih-alih digambarkan sebagai entitas dewa tanpa cela seperti di Man of Steel (2013), Superman versi David Corenswet terasa lebih rapuh dan manusiawi. Ia menghadapi dilema emosional, dan bukan hanya pertarungan fisik.
3. Nada Cerah ala Komik Klasik
James Gunn membalik tren kelam Snyder dengan menghadirkan nuansa warna-warni khas komik klasik DC. Warna kostum lebih terang, suasana kota lebih hidup, dan dialog lebih optimistis. Ini membuat film terasa lebih accessible untuk keluarga dan generasi muda.
4. Durasi yang Efektif
Dengan waktu tayang sekitar 2 jam, film ini tidak berlarut-larut seperti kebanyakan film superhero modern. Tempo cepat dan alur yang padat membuatnya terasa efisien dan engaging.
Catatan Kritis: Terlalu Aman dan Kurang Mendalam?

Meski banyak nilai plus, bukan berarti film ini tanpa kritik.
1. Kurang Grit & Introspeksi
Bagi penggemar versi Snyder yang gelap dan filosofis, film ini bisa terasa terlalu ringan. Tidak ada atmosfer suram atau pergulatan moral intens seperti “Should there be a Superman?”—pertanyaan yang menjadi fondasi trilogi Snyder.
2. Tokoh Villain Belum Menonjol
Meski ada tokoh seperti Lex Luthor dan The Engineer, hingga kini belum ada kepastian apakah mereka akan punya bobot sebesar General Zod atau Darkseid di era sebelumnya.
3. Resiko Terlalu Banyak Setup
Film ini merupakan fondasi awal dari DCU baru (Chapter One: Gods and Monsters), sehingga ada kekhawatiran ia akan sibuk membangun semesta ketimbang fokus pada kisah Superman itu sendiri.
Perbandingan Langsung: Snyder vs Gunn

| Aspek | Zack Snyder | James Gunn |
|---|---|---|
| Tone | Gelap, filosofis, penuh konflik batin | Cerah, optimistis, penuh semangat |
| Visual | Desaturasi, sinematik gelap | Warna cerah, mirip komik klasik |
| Karakter Superman | Dewa yang bergumul dengan identitas | Manusia dengan kekuatan dewa, tapi penuh emosi |
| Villain | Zod, Lex, Doomsday, Darkseid | Lex Luthor, The Engineer (belum jelas dominasi) |
| Soundtrack | Skoring Hans Zimmer yang epik | Belum diketahui, tapi kemungkinan dengan nuansa ringan |
Kesimpulan: Harapan Baru, Tapi Bukan Tanpa Risiko
Film Superman 2025 membawa angin segar. Ia membuka jendela baru bagi DCU—lebih ringan, lebih manusiawi, dan lebih menyenangkan. Tapi itu juga berarti kehilangan kedalaman gelap dan nuansa filosofis khas Zack Snyder.
Apakah ini pilihan tepat? Jawabannya tergantung:
-
Jika kamu mencari superhero yang jadi panutan penuh harapan—James Gunn sukses.
-
Tapi kalau kamu rindu Superman yang murung, kompleks, dan penuh dilema moral—versi Snyder tetap sulit dilampaui.